PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI
A.
Prinsip-prinsip
Akuntansi yang Diterima Secara Umum
Di bidang akuntansi dan keuangan
terutama audit di Indonesia, dikenal istilah “Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum
di Indonesia (PABU)” merupakan padanan dari frasa “Generally Accepted
Accounting Principles (GAAP)” adalah suatu istilah teknis akuntansi yang
mencakup konvensi aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik
akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu.Tiga aturan penting yang terdapat
dalam prinsip-prinsip akuntansi adalah konsep entitas, prinsip objektivitas,
dan prinsip biaya, antara lain :
·
Konsep
Entitas biasa disebut juga sebagai kesatuan
usaha. Konsep ini merupakan konsep yang paling mendasar dalam akuntansi. Secara
akuntansi, prinsip ini menerapkan garis pemisah antara kesatuan usaha yang satu
dengan kesatuan usaha lain termasuk dengan pemiliknya. Ini artinya, kejadian
keuangan yang menyangkut kesatuan usaha tidak boleh dicampur dengan kesatuan
usaha lain termasuk dengan pemiliknya atau sebaliknya.
·
Prinsip
Objektivitas Prinsip objecktivitas menerapkan
aturan bahwa catatan dan laporan harus didasari oleh data yang dapat dipercaya.
Hal ini untuk mendapatkan kepastian bahwa laporan akuntansi merupakan
laporan yang menyajikan informasi yang tepat dan berguna.
·
Prinsip
Biaya pada akuntansi menetapkan bahwa
harta atau jasa yang dibeli atau diperoleh harus dicatat atas dasar biaya yang
sesungguhnya. Ini artinya Semua harga barang dan jasa yang dibeli harus dicatat
sesuai dengan harga yang terjadi pada transaksi. Hal ini untuk menghindari
manipulasi harga yang dapat memberikan informasi dan interpretasi yang salah
terhadap laporan keuangannya.
B.
4 Pilar Prinsip Akuntansi Yang
Diterima Umum
·
SAK
Berbasis IFRS merupakan standar akuntansi
internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board
(IASB). Standar akuntansi ini disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC),
Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi
Internasional (IFAC).
·
SAK ETAP (Standar Akuntansi Entitas tanpa Akuntabilitas) Standar Akuntansi Keuangan untuk
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan
entitas tanpa akuntabilitas publik.
·
Standar Akuntansi Syariah merupakan upaya dekonstruksi
akuntansi modern yang bersifat humanis, emansipatoris, transsendental, dan
teologikal dimana sangat bertolak belakang sekali dengan akuntansi konvensional
yang bersifat kapitalis, sekuler, egois, serta anti-altruistik.
·
Standar Akuntansi Pemetintah Kerangka Konseptual ini merumuskan
konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah
pusat dan daerah. Tujuannya adalah sebagai acuan bagi:
Ø Penyusun standar akuntansi
pemerintahan dalam melaksanakan tugasnya.
Ø Penyusun laporan keuangan dalam
menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar.
Ø Pemeriksa dalam memberikan pendapat
mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan.
Ø Para pengguna laporan keuangan dalam
menafsirkan informasi yang disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
C.
Isu-isu
Dalam Pelaporan Keuangan
·
Laporan Keuangan Yang
Disesuaikan Kembali Ada beberapa situasi dimana
perusahaan diharuskan menyesuaikan kembali laporan keuangan periode yang lalu :
Ø Jika perusahaan pada periode
sekarang memutuskan untuk menghentikan lini bisnis tertentu, maka pendapatan
dan biaya yang berkaitan dengan lini bisnis tersebut dan laba atau rugi yang
diharapkan yang disebabkan pelepasan lini bisnis yang akan dihentikan tersebut.
Ø Jika perusahaan bergabung dengan
perusahaan lain dalam transaksi yang masuk pada kategori pooling of interests,
maka laporan keuangan lama (periode lalu) harus menyesuaikan laporan keuangan
yang baru seperti, jika kedua perusahaan tersebut bergabung sejak dulu.
Ø Perubahan-perubahan prinsip
akuntansi (misal, perubahan dari LIFO menjadi FIFO) mengharuskan
perusahaan menyesuaikan kembali laporan keuangan masa lalunya supaya
mencerminkan prinsip yang baru tersebut.
·
Perbedaan Klasifikasi
Rekening (Akun) Seringkali perusahaan melakukan
klasifikasi item-item atau rekening dalam laporan keuangan berbeda satu sama
lain. Sebagai contoh, barangkali suatu perusahaan melaporkan biaya depresiasi
dan amortisasi secara terpisah, perusahaan lain mengalokasikan biaya tersebut
ke harga pokok penjualan.
·
Perbedaan Prinsip-Prinsip
Akuntansi Sumber lain yang menyebabkan data
berbeda satu sama lain adalah penggunaan prinsip-prinsip akuntansi yang
berbeda. Dalam batasan yang telah ditentukan prinsip akuntansi, perusahaan masih
mempunyai beberapa alternatif penggunaan metode atau prinsip akuntansi
yang di pakai untuk pelaporan keuangan.
·
Perbedaan Penanggalan
Laporan Keuangan Meskipun
kebanyakan laporan keuangan menggunakan Desember sebagai akhir periode, tetapi
ada pula perusahaan yang menggunakan penanggalan akhir periode bulan yang lain.
Pilihan ini semakin populer apabila perusahaan ingin menyesuaikan laporan
keuangannya dengan siklus musiman bisnis.
·
Perbandingan Dengan Data
Historis dan Perbandingan Dengan Perusahaan Lain Rasio-rasio
atau data-data keuangan yang telah dihitung untuk suatu perusahaan bisa
dibandingkan dengan data masa lalu dan juga dengan data keuangan perusahaan
lain agar diperoleh interpretasi yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar