Senin, 24 November 2014

AKM 1A_DEPRESIASI



A.          Aktiva Tetap Berwujud (Depresiasi)

Aktiva berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relative permanen yang di gunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal istilah relative permanen menunjukkan sifat di mana aktiva yang bersangkutan dapat di gunakan dalam jangka waktu yang relative cukup lama. Dari macam-macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akuntansi di lakukan pengelompokan sebagai berikut :
·      Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas
·      Aktiva tetap yang umurnya terbatas yang penggunaan bisa di ganti dengan aktiva sejenis
·      Aktiva tetap yang umurnya terbatas yang penggunaan tidak bisa di ganti dengan aktiva sejenis

B.          Metode Depresiasi Aktiva Tetap Berwujud

·      Metode yang berdasarkan factor waktu :
Ø Metode Garis Lurus (Straight Line Method) adalah metode penyusutan selalu sama setiap periodenya.
Ø Metode Beban Menurun (Decreasing Charge Method) adalah metode beban, penyediaan lebih tinggi pada tahun awal

·      Metode yang berdasarkan Faktor penggunaan :
Ø Metode jam Jasa (Service Hours Method) adalah suatu metode untuk menglokasikan pada beban periode.
Ø Metode Jumlah Unit Produksi (Productive Method) adalah suatu beban untuk menjumlahkan aktiva (Harga Perolehan – Nilai Residu / Total Unit)

·      Metode yang berdasrkan kriteria lainnya :
Ø Metode berdasarkan jenis dan kelompok (Group and Composite Method) digunakan untuk aktiva.
Ø Metode Anuitas (Annuity Method) dihasilkan untuk tahun periode.
Ø Sistem Persediaan (Inventory Systems) untuk memberikan struktur organisasi dan kebijakan barang-barang penyimpanan.
Ø Metode Jumlah Angka Tahunan, dengan rumus : S=n(n+1)/2

C.          Penyusutan Aktiva Tetap yang tidak dapat di perbaharui (Depresiasi)

Depresiasi adalah Penyusutan atas rata-rata berupa kekayaan alam seperti emas, tambang, batubara, timah. Penyusutan biasanya di lakukan berdasarkan berapa perkiraan kapasitas produksi tambang di bandingkan dengan jumlah perkiraan kandungan barang tambang terseebut. Atau bisa juga di katakana berapa jumklah barang tambang yang di ambil dari kawasan tambang tersebut serta berapa atau tahun barang tambang bisa di ambil seluruhnya.Perhitungan besarnya depresiasi berdasarkan atas harga perolehan sumber alam, banyaknya cadangan atau kandungan sumber alam tersebut serta jumlah yang telah di eksploitasi selama periode tertentu.

Contoh Soal:
Harga perolehan hak atas tambang Rp 80.000.000.000,00 taksiran cadangan atau kandunganm bijih besi sebesar Rp 4.000.000 ton

Jawab : 

Maka tarif  Depresiasi  tiap ton = Rp 80.000.000.000,00 : Rp 4.000.000 = Rp 20.000,00
Jika dalam setahun telah di tambang Rp 150.000 ton, maka besarnya depresiasi adalah
Rp 150.000 x Rp 20.000,00 = Rp 3.000.000.000,00

Ayat Jurnal untuk mencatat depresiasi tersebut adalah :

Biaya Depresiasi                                                            Rp 3.000.000.000
                           Akumulasi Depresiasi                                     Rp 3.000.000.000

D.          Pemberhentian Aktiva Tetap

Aktiva tetap di hentikan dari pemakaiannya karena di jual, rusak, di tukar dengan aktiva lain atau di buang begitu saja. Dalam penghentian ini rekening aktiva tetap dan akumulasi depresiasi di hapuskan, dan rugi laba di akui sebesar uang yang di terima di kurangi nilai bukunya. Untuk aktiva yang di hentikan sebelum batas waktunya, depresiasi di hitung sampai tanggal di hentikannya. Tetapi untuk aktiva yang di depresiasi dengan metode group atau complete tidak perlu adanya pengakuan rugi laba. Penyebab terjadinya factor-faktor depresiasi, sebagai berikut :

·      Dihentikan Dari Pemakaian :
CV. Dewi menghentikan pemakaian printer computer yang dimiliki harga perolehannya Rp 4.000.000,00 pada saat dihentikan, akumulasi depresiasi aktiva tetap berjumlah Rp 4.000.000,00 dan aktiva tersebut sudah didepresiasikam penuh.
Jurnal :
            Akumulasi Depresiasi Peralatan Kantor Rp 4.000.000,00
                                                Peralatan Kantor                     Rp 4.000.000,00

·      Dijual Ke Pihak Lain :

Ø Hasil Penjualan > Nilai Buku = Laba
Contoh :
Tanggal 1 juli 2005  PT.A menjual mobil seharga Rp 15.000.000,00 . mobil tersebut dibeli perusahaan dengan harga perolehan Rp 50.000.000,00 dan sampai dengan tanggal 1 januari 2006 telah didepresiasikan sebesar Rp 39.000.000,00 . biaya depresiasi selama 6 bulan untuk tahun 2006 berjumlah Rp 5.000.000,00.
v Jurnal :
Biaya Depresiasi Mobil           Rp 5.000.000
            Akumulasi Depresiasi Mobil               Rp 5.000.000

v Perhitungan :
Harga perolehan Mobil                            Rp 50.000.000
Akumulasi Depresiasi                              (Rp 44.000.000)
Nilai Buku Tanggal Penjualan                   Rp 6.000.000
Harga Penjualan Mobil                            (Rp 5.000.000)
Laba Penjualan Mobil                              Rp 1.000.000

v Jurnal Laba Penjualan Mobil
Kas                              Rp 15.000.000
Acc.Dep. Mobil           Rp 44.000.000
                        Mobil                                                   Rp 50.000.000
                        Laba Penjualan Aktiva Tetap                Rp 9.000.000 

Ø Hasil Penjualan < Nilai Buku = Rugi
Contoh :
Dengan contoh diatas, mis : PT.A menjual mobil dengan harga Rp 5.000.000, maka perhitungannya adalah :
v Perhitungan :
Harga perolehan Mobil                             Rp 50.000.000
Akumulasi Depresiasi                               (Rp 44.000.000)
Nilai Buku Tanggal Penjualan                    Rp 6.000.000
Harga Penjualan Mobil                             (Rp 5.000.000)
Laba Penjualan Mobil                               Rp 1.000.000

v Jurnal Rugi Penjualan Mobil :
Kas                              Rp 5.000.000
Acc.Dep. Mobil           Rp 44.000.000
                        Rugi Penjualan Mobil                        (Rp 1.000.000)
                        Mobil                                                Rp 50.000.000           

·      Ditukarkan Ke Pihak Lain :

Pertukaran antara aktiva tidak sejenis
Contoh :
PT. ABC memutuskan untuk menukarkan peralatan angkutan lama ditambah kas sebesar Rp 30.000.000 dengan sebidang tanah yang akan digunakan untuk lokasi gedung pabrik. Saat ini nilai buku peralatan lama tersebut Rp 10.000.000 ( yaitu Rp 4.800.000 – akumulasi depresiasi Rp 30.000.000) harga pasar angkutan lama yang akan ditukarkan adalah Rp 20.000.000
Ø Gedung harga Perolehan Tanah :

Harga Pasar Angkutan Lama                          Rp 20.000.000
Kas Yang Dibayarkan                                     Rp 30.000.000
            Perolehan Tanah                                 Rp 50.000.000

Harga pasar Peralatan Ang. Lama                  Rp 20.000.000
Nilai Buku Peralatan Ang. Lama                    (Rp 10.000.000)
            Lama Pertukaran                               Rp 10.000.000

Ø Jurnal :

Tanah                                         Rp 50.000.000
Acc.Depr. Peralatan                   Rp 30.000.000
               Kas                                                                Rp 30.000.000
               Peralatan Angkutan                                        Rp 40.000.000
               Laba Pertukaran Aktiva Tetap                        Rp 1.000.000


AKM 1B_Metode Pencatatan Persediaan



Metode Pencatatan Persediaan & Masalah Dasar Penilaian Persediaan

A.          Metode Pencatatan Persediaan
Metode pencatatan persediaan pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu metode periodic (system fisik) dan metode perpetual.
·     Metode fisik atau periodic (physical inventory method) artinya pencatatan yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan yang tidak dilakukan secara kontinu, sehingga persediaan barang dagangan akhir dihitung secara fisik yang ada di gudang.
·     Metode perpetual atau terus menerus (perpetual inventory method) artinya pencacatan yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan yang dilakukan secara berlanjut, sehingga bila terjadi pembelian akan menambah persediaan barang dagangan dan bila terjadi penjualan akan mengurangi persediaan barang dagangan.

B.          Masalah Dasar Penilaian Persediaan
Biaya barang yang akan dijual merupakan penjumlahan  dari biaya barang yang ada di tangan pada awal periode dan biaya barang yang dibeli atau diproduksi selama periode berjalan. Jenis Barang Fisik dalam Persediaan :
·     Barang dalam Perjalanan Yang dimaksud barang dalam perjalanan ialah barang dagangan yang dibeli masih berada dalam perjalanan belum diterima pembeli pada akhir periode fiscal.
·     Barang Konsinyasi  ialah barang dagang yang dikirim ke pihak lain dan bertindak sebagai agen consignor dalam menjual barang konsinyasi.
·     Perjanjian Penjualan Khusus diilustrasikan untuk mengidentifikasi jenis masalah yang dapat ditemukan dalam praktek penjualan.


C.          Biaya-biaya yang Dimasukkan Dalam Persediaan

·     Biaya Produk Adalah biaya yang melekat dengan persediaan yang dicatat dalam akun persediaan.
·     Biaya Periode Ialah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi barang.
·     Biaya Manufaktur  atau Biaya overhead manufaktur meliputi beban tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan pos-pos.

D.          Variabel Costing VS Absorption Costing

·     Variabel Costing yaitu Metode yang hanya membebankan biaya manufaktur variable kepada produk dan jika biaya tetap periode berjalan biasa.
·     Absorption Costing adalah Metode yang membebankan seluruh biaya manufaktur baik itu variable cost maupun fixed cost ke dalam produk dan jika proses pada periode sebelumnya akan diakumulasikan kembali pada periode berjalan saat ini.

E.          Perlakuan atas diskon pembelian

Perusahaan melaporkan pembelian dan hutang usaha pada jumlah kotor, pendekatan yang lain adalah mencatat pembelian dan hutang usaha pada jumlah bersih atau diskon tunai. Perlakuan ini dianggap lebih baik karena menyajikan kesempatan untuk mengukur inefisiensi manajemen jika diskon tidak diambil.

F.           Dasar Pemilihan Metode Persediaan

·     Identifikasi Khusus digunakan dengan cara mengidentifikasi setiap barang yang dijual dan setiap barang dalam pos persediaan.
·     Biaya Rata-rata adalah Metode biaya rata-rata menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang sama yang tersedia selama satu periode.
·     First-In, First-Out (FIFO) adalah Metode FIFO mengamsumsikan bahwa barang-barang digunakan (dikeluarkan) sesuai urutan pembeliannya,. Dengan kata lain, barang pertama kali datang, ialah batang yang lebih dulu digunakan.
·      Last-In, First-Out (LIFO)  adalah Metode LIFO menandingkan biaya dari barang-barang yang paling akhir dibeli terhadap pendapatan. Jika yan digunakan adalah persediaan periodic, maka akan diasumsikan bahwa dari total kuantitas yang terjual atau dikeluarkan selama satu bulan berasal dari pembelian paling akhir.