PENGORBANAN SEORANG AYAH
Karangan ini
menceritakan tentang sepasang keluarga baru
yang dimana mereka saling mencintai dan memutuskan untuk hidup bersama. Sebut
saja laki-lakinya bernama Charlie dan perempuannya bernama Clara. Mereka berdua
hidup dengan tentram namun pada saat pernikahan mereka yang ke-1 tahun, mereka
belum memiliki seorang anak. Kebahagiaan mereka terasa belum lengkap tanpa
seorang anak di tengah-tengah kebahagiaan mereka walau begitu meraka tetap
sabar dan tetap berdoa kepada Tuhan. Banyak cara yang mereka lakukan untuk
mendapatkan seorang anak bahkan sudah konsultasi ke dokter manapun tetapi
hasilnya tidak memuaskan. Mereka sangat menginginkan seorang anak begitu juga
dengan keluarganya ingin menginginkan
seorang cucu dari mereka berdua namun belum diberikan oleh Tuhan walau begitu
mereka tetap sabar dan berdoa kepadaNYA. Umur pernikahan mereka sudah memasuki
tahun yang ke-2 tetapi mereka belum juga dikaruniakan seorang anak. Mereka
yakin kalau Tuhan sedang menguji kesabaran dan kesetiaan mereka berdua sehingga
mereka yakin akan suatu saat nanti mereka memiliki seorang anak. Mereka
menunggu dan terus menunggu tetapi belum juga memiliki keturunan akhirnya pada
saat umur pernikahan mereka yang ke-5 kebahagiaan mereka terasa sempurna karena
istrinya mengandung seorang anak dijaninnya. Mereka berdua merasa senang
mendenggar berita tersebut karena inilah saat-saat yang mereka tunggu selama
ini begitu juga dengan keluarga mereka turut senang dengan bertambahnya anggota
keluarga baru ditengah-tengah kebahagiaan mereka. Mereka pun membuat acara
syukuran atas rasa syukur dan terimah kasih
kepada Tuhan karena telah diberikan keturunan kepada mereka. Kebahagiaan
mereka pun tidak berlangsung lama karena pada saat mereka berdua sedang liburan
ketempat yang indah dan romantis terjadi kecelakaan yang sangat tragis yang dimana
merenggut nyawa istrinya dan anak yang didalam kandungan istrinya terselamatkan
namun anaknya lahir dengan prematur karena pada saat liburan anak yang
dikandung diperut istrinya belum saatnya untuk lahirkan karena kondisi Clara
pada saat itu sangat menkhawatirkan dan dokter berusaha menyelamatkan keduanya
namun Clara tidak dapat tertolong dan dokter hanya bisa menyelamatkan anak yang
ada dikandungannya. Sebaliknya kondisi Charlie pun sangat menyedihkan karena
kecelakaan tersebut Charlie mengalami cacat fisik dan seseorang yang
dicintainya telah tiada. Charlie merasa sangat terpukul dengan keadaan yang
dialaminya, keluarganya pun meninggalkan dan menyalahkan dia atas meninggalnya
istrinya. Charlie tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain berdoa dan dia
berjanji kepada almarhumah istrinya bahwa dia akan menjaga dan merawat anaknya
hingga besar nanti dalam keadaan apapun yang dialaminya. Dia memberikan nama
pada anaknya dengan nama Laura Clara Agustine yang bisa dipanggil dengan
sebutan Laura. Beberapa tahun kemudian anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang
cantik tetapi tingkah lakunya tidak secantik wajahnya karena Ia sering
memperlakukan ayahnya sebagai pembantunya. Laura sangat malu memperkenalkan
ayahnya dengan teman-teman dan orang-orang yang disayang karena takut diledekin
mempunyai seorang ayah yang cacat. Laura memyembunyikan ayahnya didalam rumah
supaya teman-teman tidak pernah mengetahui dengan keadaan ayahnya sebenarnya
karena laura menganggap ayahnya sudah tiada dan dia hidup sebagai anak yatim
piatu dihadapan teman-temannya. Ketika Laura sedang berjalan bersama
teman-temannya tidak disengaja mereka bertemu dengan ayahnya dan ayahnya pun
menyapa laura dan mengajak laura pulang karena sudah malam tetapi laura
bersikap seperti tidak mengenal ayahnya dan menjelek-jelekan dan mendorong
ayahnya sampai jatuh di depan teman-temannya. Ayahnya sangat sedih dengan
perlakuan anaknya seperti itu tetapi bagi ayahnya hal tersebut sudah biasa laura
lakukan sejak ia masih kecil walau
perlakuan laura sangat tidak baik untuk dicontoh ayahnya tetap sayang kepadanya
karena hanya laura lah yang dimiliki oleh ayahnya saat ini karena pada waktu
kecelakaan itu terjadi semua keluarganya meninggalkannya. Ayahnya hanya bisa
bersabar dan berdoa agar anaknya sadar dengan apa yang telah ia lakukan kepada
ayahnya sendiri. Akhirnya, teman-temannya laura pun mengetahui bahwa selama ini
laura berbohong dan mengaku anak yatim piatu padahal dia mempunyai seorang ayah
yang cacat dan mereka mengetahuinya pada saat acara rapat orang tua disekolah. Seketika itu juga teman-temannya
merasa kecewa dan menjelekkan Laura di depan umum. Ketika Laura mendengar hal
tersebut Ia sangat marah dan kecewa. Akhirnya, dia pergi meninggalkan ayahnya
di sekolah dan berlari sambil menangis. Ketika ayahnya ingin menghampiri dia di
kamar, ayahnya mendengar doa anaknya “Tuhan, kenapa aku dilahirkan seperti ini
? kenapa Engkau memberikan seorang ayah yang cacat kepadaku ? Aku tidak tahan
dengan semua ini.” Ujar laura sambil menanggis. Seketika itu pun juga ayahnya
merasa gagal menjadi seorang ayah yang baik untuknya dan akhirnya ayahnya pun
pergi meninggalkan Laura karena ayahnya merasa kalau Laura bahagia tanpa ada
dirinya disampinya. Beberapa hari kemudian Laura belum menyadari kepergian
ayahnya karena Ia sangat sibuk dengan kekecewaannya terhadap teman-temannya dan
ayahnya. Sampai pada akhirnya, Laura pun menyadari kepergian ayahnya ketika Ia
sedang membereskan rumah dan ia pun menemukan sebuah buku yang tersimpan di
laci meja yang berisikan curhatan isi hati ayahnya. Setelah Ia membaca isi dari
buku tersebut Ia menyadari akan kesalahannya selama ini terhadap ayahnya dan Ia
merasa bersalah dan menanggis dengan perbuatannya yang telah Ia perbuat.
Kemudian Ia mencari ayahnya kemana-mana untuk meminta maaf tetapi Ia tidak
menemukan ayahnya. Sudah sebulan Ia mencari dan melaporkan ke polisi tetapi
hasilnya selalu tidak memuaskan. Laura pun berdoa “Tuhan, apa yang selama ini
Aku perbuat, maafkan akan kesalahan aku dan pertemukanlah aku dengan ayahku.
Aku ingin membuat beliau bahagia dan memohon maaf kepadanya.” Ujar Laura dalam
hati sambil menangis. Akhirnya, polisi pun memberitahukan keberadaan ayahnya
kepada Laura bahwa saat ini ayahnya sedang terbaring di rumah sakit karena
menderita penyakit kanker yang sudah lama Ia derita sejak dulu. Ketika Laura
mendengar hal tersebut dari polisi, Laura pun segera pergi untuk bertemu dengan
ayahnya namun pada saat Ia hendak bertemu dengan ayahnya,seorang dokter yang
menangani ayahnya mengatakan bahwa ayahnya telah meninggal dunia. Mendengar hal
tersebut Laura sangat terpukul dan merasa kecewa karena belum sempat meminta
maaf dan belum sempat membahagiakan ayahnya. Laura pun menanggis terus dan merasa bersalah karena telah menjadi anak
yang durhaka dan tidak menganggap orangtuanya sebagai orangtua kandungnya. Sehingga
pikiran Laura pun menjadi tidak waras atau gila. Ia sering menanggis bahkan
sering memukuli dirinya sendiri didepan umum sampai menakuti orang-orang yang
disekitarnya. Akhirnya Laura dibawah kerumah sakit jiwa dan Ia menghabiskan
waktunya disana.
Nama : Rosdiana Norminawati Purba
npm : 48213092
kelas : 1DA02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar