Senin, 31 Maret 2014

Tugas Soffkill 2 "Pendidikan Kewarganegaraan"



PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

            Ir. Soekarno membacakan Naskah  “Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia” yang diketik oleh Mohamad Ibnu  Sayuti Melik dan telah ditandatanggani oleh Soekarno Hatta. Proklamasi tersebut dilangsungkan pada hari jumat,tanggal 17 Agustus 1945 yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan didampingin oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di jalan Pengangsaan Timur 56-Jakarta Pusat.
Pada tanggal 6 Agustus 1945,Bom Atom dijatuhkan di kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau disebut dengan Dokuritsu Junbi Cosakai, berganti nama menjadi PPKI ( Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki yang menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat . Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan. Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di dalam kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus. Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang. Akhirnya terjadinya peristiwa Rengasdengklok dengan tujuannya agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apapun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan.Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis diruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti.
Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor. Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih ( Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional. Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S. Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45.Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian. Setelah itu Soekarno dan M. Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan Wakil Presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.



ISI TEKS PROLAMASI

Teks naskah Proklamasi Klad adalah asli merupakan tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan merupakan hasil karangan oleh Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo, yang isinya adalah sebagai berikut :
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 - 8 - '05
Wakil2 bangsa Indonesia.
Kemudian Naskah baru setelah mengalami perubahan :

Teks Naskah “Proklamasi Otentik” yang ditempatkan di Monumen Nasional atau Monas.Teks naskah Proklamasi yang telah mengalami perubahan, yang dikenal dengan sebutan naskah "Proklamasi Otentik", adalah merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik  yaitu seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi, yang isinya adalah sebagai berikut :
P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.

SUMBER :

Nama : Rosdiana Norminawati Purba
NPM : 48213092
Kelas : 1DA02

Tugas Soffkill 1 "Pendidikan Kewarganegaraan"



PENGORBANAN SEORANG AYAH
                        Karangan ini menceritakan tentang sepasang  keluarga baru yang dimana mereka saling mencintai dan memutuskan untuk hidup bersama. Sebut saja laki-lakinya bernama Charlie dan perempuannya bernama Clara. Mereka berdua hidup dengan tentram namun pada saat pernikahan mereka yang ke-1 tahun, mereka belum memiliki seorang anak. Kebahagiaan mereka terasa belum lengkap tanpa seorang anak di tengah-tengah kebahagiaan mereka walau begitu meraka tetap sabar dan tetap berdoa kepada Tuhan. Banyak cara yang mereka lakukan untuk mendapatkan seorang anak bahkan sudah konsultasi ke dokter manapun tetapi hasilnya tidak memuaskan. Mereka sangat menginginkan seorang anak begitu juga dengan keluarganya  ingin menginginkan seorang cucu dari mereka berdua namun belum diberikan oleh Tuhan walau begitu mereka tetap sabar dan berdoa kepadaNYA. Umur pernikahan mereka sudah memasuki tahun yang ke-2 tetapi mereka belum juga dikaruniakan seorang anak. Mereka yakin kalau Tuhan sedang menguji kesabaran dan kesetiaan mereka berdua sehingga mereka yakin akan suatu saat nanti mereka memiliki seorang anak. Mereka menunggu dan terus menunggu tetapi belum juga memiliki keturunan akhirnya pada saat umur pernikahan mereka yang ke-5 kebahagiaan mereka terasa sempurna karena istrinya mengandung seorang anak dijaninnya. Mereka berdua merasa senang mendenggar berita tersebut karena inilah saat-saat yang mereka tunggu selama ini begitu juga dengan keluarga mereka turut senang dengan bertambahnya anggota keluarga baru ditengah-tengah kebahagiaan mereka. Mereka pun membuat acara syukuran atas rasa syukur dan terimah kasih  kepada Tuhan karena telah diberikan keturunan kepada mereka. Kebahagiaan mereka pun tidak berlangsung lama karena pada saat mereka berdua sedang liburan ketempat yang indah dan romantis terjadi kecelakaan yang sangat tragis yang dimana merenggut nyawa istrinya dan anak yang didalam kandungan istrinya terselamatkan namun anaknya lahir dengan prematur karena pada saat liburan anak yang dikandung diperut istrinya belum saatnya untuk lahirkan karena kondisi Clara pada saat itu sangat menkhawatirkan dan dokter berusaha menyelamatkan keduanya namun Clara tidak dapat tertolong dan dokter hanya bisa menyelamatkan anak yang ada dikandungannya. Sebaliknya kondisi Charlie pun sangat menyedihkan karena kecelakaan tersebut Charlie mengalami cacat fisik dan seseorang yang dicintainya telah tiada. Charlie merasa sangat terpukul dengan keadaan yang dialaminya, keluarganya pun meninggalkan dan menyalahkan dia atas meninggalnya istrinya. Charlie tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain berdoa dan dia berjanji kepada almarhumah istrinya bahwa dia akan menjaga dan merawat anaknya hingga besar nanti dalam keadaan apapun yang dialaminya. Dia memberikan nama pada anaknya dengan nama Laura Clara Agustine yang bisa dipanggil dengan sebutan Laura. Beberapa tahun kemudian anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang cantik tetapi tingkah lakunya tidak secantik wajahnya karena Ia sering memperlakukan ayahnya sebagai pembantunya. Laura sangat malu memperkenalkan ayahnya dengan teman-teman dan orang-orang yang disayang karena takut diledekin mempunyai seorang ayah yang cacat. Laura memyembunyikan ayahnya didalam rumah supaya teman-teman tidak pernah mengetahui dengan keadaan ayahnya sebenarnya karena laura menganggap ayahnya sudah tiada dan dia hidup sebagai anak yatim piatu dihadapan teman-temannya. Ketika Laura sedang berjalan bersama teman-temannya tidak disengaja mereka bertemu dengan ayahnya dan ayahnya pun menyapa laura dan mengajak laura pulang karena sudah malam tetapi laura bersikap seperti tidak mengenal ayahnya dan menjelek-jelekan dan mendorong ayahnya sampai jatuh di depan teman-temannya. Ayahnya sangat sedih dengan perlakuan anaknya seperti itu tetapi bagi ayahnya hal tersebut sudah biasa laura lakukan sejak  ia masih kecil walau perlakuan laura sangat tidak baik untuk dicontoh ayahnya tetap sayang kepadanya karena hanya laura lah yang dimiliki oleh ayahnya saat ini karena pada waktu kecelakaan itu terjadi semua keluarganya meninggalkannya. Ayahnya hanya bisa bersabar dan berdoa agar anaknya sadar dengan apa yang telah ia lakukan kepada ayahnya sendiri. Akhirnya, teman-temannya laura pun mengetahui bahwa selama ini laura berbohong dan mengaku anak yatim piatu padahal dia mempunyai seorang ayah yang cacat dan mereka mengetahuinya pada saat acara rapat orang tua  disekolah. Seketika itu juga teman-temannya merasa kecewa dan menjelekkan Laura di depan umum. Ketika Laura mendengar hal tersebut Ia sangat marah dan kecewa. Akhirnya, dia pergi meninggalkan ayahnya di sekolah dan berlari sambil menangis. Ketika ayahnya ingin menghampiri dia di kamar, ayahnya mendengar doa anaknya “Tuhan, kenapa aku dilahirkan seperti ini ? kenapa Engkau memberikan seorang ayah yang cacat kepadaku ? Aku tidak tahan dengan semua ini.” Ujar laura sambil menanggis. Seketika itu pun juga ayahnya merasa gagal menjadi seorang ayah yang baik untuknya dan akhirnya ayahnya pun pergi meninggalkan Laura karena ayahnya merasa kalau Laura bahagia tanpa ada dirinya disampinya. Beberapa hari kemudian Laura belum menyadari kepergian ayahnya karena Ia sangat sibuk dengan kekecewaannya terhadap teman-temannya dan ayahnya. Sampai pada akhirnya, Laura pun menyadari kepergian ayahnya ketika Ia sedang membereskan rumah dan ia pun menemukan sebuah buku yang tersimpan di laci meja yang berisikan curhatan isi hati ayahnya. Setelah Ia membaca isi dari buku tersebut Ia menyadari akan kesalahannya selama ini terhadap ayahnya dan Ia merasa bersalah dan menanggis dengan perbuatannya yang telah Ia perbuat. Kemudian Ia mencari ayahnya kemana-mana untuk meminta maaf tetapi Ia tidak menemukan ayahnya. Sudah sebulan Ia mencari dan melaporkan ke polisi tetapi hasilnya selalu tidak memuaskan. Laura pun berdoa “Tuhan, apa yang selama ini Aku perbuat, maafkan akan kesalahan aku dan pertemukanlah aku dengan ayahku. Aku ingin membuat beliau bahagia dan memohon maaf kepadanya.” Ujar Laura dalam hati sambil menangis. Akhirnya, polisi pun memberitahukan keberadaan ayahnya kepada Laura bahwa saat ini ayahnya sedang terbaring di rumah sakit karena menderita penyakit kanker yang sudah lama Ia derita sejak dulu. Ketika Laura mendengar hal tersebut dari polisi, Laura pun segera pergi untuk bertemu dengan ayahnya namun pada saat Ia hendak bertemu dengan ayahnya,seorang dokter yang menangani ayahnya mengatakan bahwa ayahnya telah meninggal dunia. Mendengar hal tersebut Laura sangat terpukul dan merasa kecewa karena belum sempat meminta maaf dan belum sempat membahagiakan ayahnya. Laura pun menanggis terus  dan merasa bersalah karena telah menjadi anak yang durhaka dan tidak menganggap orangtuanya sebagai orangtua kandungnya. Sehingga pikiran Laura pun menjadi tidak waras atau gila. Ia sering menanggis bahkan sering memukuli dirinya sendiri didepan umum sampai menakuti orang-orang yang disekitarnya. Akhirnya Laura dibawah kerumah sakit jiwa dan Ia menghabiskan waktunya disana.                 

Nama : Rosdiana Norminawati Purba
npm : 48213092
kelas : 1DA02